![]() |
Gardu Listrik |
Dimulai dari Nias. Pemilik Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) American Power Rental (APR) Energy dan PT Kutilangmas Paksi sejak 1 April 2016 mematikan PLTDnya berkapasitas 1 x 20 megawatt. Alhasil, sebagian besar wilayah Nias padam hingga saat ini.
Tak berhenti, pemadaman listrik juga terjadi di Kepulauan Riau, Batam. Sepekan terakhir ini, terjadi pemadaman listrik karena adanya gangguan pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Tanjung Kasam berkapasitas 2 x 55 MW. Seperti juga di Nias, mayoritas listrik dipasok oleh pihak ketiga yang bekerjasama dengan PLN.
Ketua Umum Serikat Pekerja PLN, H. Adri menuding sering terjadinya pemadaman listrik di beberapa daerah lantaran kinerja pihak swasta tidak becus mengelola listrik. Alhasil, ini akan merugikan PLN sendiri. "Contoh di Nias, kerjasama terputus, PLN yang akhirnya rugi karena mengirimkan genset baru, ini kan ulah swasta bukan keinginan PLN," tegasnya kepada KONTAN, Senin (11/4).
Makanya, ia meminta untuk urusan listrik khususnya pengendalian suplai tetap oleh PLN. Dengan begitu, swasta hanya bertugas bekerjasama kepada PLN dalam membangun pembangkit. "Makanya saat ini, PLN punya direktur regional di masing-masing kota," ujarnya.
Menurut dia, PLN tidak anti swasta. Namun, bila kerjasama tak menguntungkan maka ada baiknya PLN mengendalikan kelistrikan.
Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Sofyan Basir menjelaskan, gangguan listrik di beberapa daerah terjadi hanya karena alasan teknis. "Jadi hanya sistem jaringannya saja, kami sudah perbaiki, dan sudah normal kembali (Batam/Kalimantan)," terang Sofyan kepada KONTAN, Senin (11/4).
Ia menyebut tidak ada masalah kerjasama PLN di Batam dengan PT Petra Unggul Sejahtera di PLTU Tanjung kasam. Adapun operasional PLTU Tanjung Kasam saat ini adalah perusahaan patungan PLN dengan Pera Unggul yakni, PT TJK Power.
Seperti sabotase
Adapun di Kepulauan Nias, Sofyan mengklaim pada Selasa (12/4) ini sudah beres 100%. Sebab PLN sudah memenuhi pasokan genset. Total kopral, kebutuhan listrik di Nias mencapai 24 MW. "Besok sudah ada 100%, Nias saat itu seperti sabotase yang di luar jangkauan kami," ujar Sofyan.
Pengamat Kelistrikan Fabby Tumiwa mengingatkan, ada beberapa di tempat lain, khususnya pulau pulau terpencil yang listriknya dipasok 60%-70% dari pihak ketiga, misalnya di wilayah Kalimantan Timur. "Perusahaan X memiliki pembangkit, sisa terpakai listrik dari pembangkitnya itu dijual ke PLN," katanya. Ini artinya, bisa saja, sewaktu-waktu mereka menghentikan penjualan listrik kepada PLN.
Adapun di Kalimantan, berdasarkan pengamatan Fabby lantaran ada maintenance pembangkit. Celakanya, PLN tidak memiliki cadangan diesel untuk memenuhi kebutuhan, selama adanya perbaikan pembangkit tersebut.
"Harusnya punya diesel cadangan, jadi kalau ada masalah bisa di mobilisasi di suatu daerah," kata Fabby. Saat ini, di luar Jawa, PLN mengoperasikan diesel berkapasitas 4.000 MW milik sendiri.
Fabby mengingatkan, pihak ketiga mestinya tidak boleh tiba-tiba menghentikan pasokan listrik ke jaringan PLN. Namun, PLN juga harus mempersiapkan diri ketika kontrak dari pihak ketiga akan habis.
PLN juga harus menghormati kerjasama dengan pihak ketiga yang menjadi penyedia listrik. Agar pasokan listrik masyarakat lancar, PLN juga harus memiliki cadangan listrik untuk berjaga-jaga agar kebutuhan listrik terpenuhi, bukan malan defisit.
0 Komentar
Penulisan markup di komentar