![]() |
Program 35.000 MW |
Program 35.000 yang diresmikan oleh Presiden Jokowi merupakan perwujudan dari nawacita. Setidaknya empat dari sembilan butir nawacita tercapai dengan program pembangunan ketenagalistrikan ini. Melalui program 35.000 MW, pemerintah ingin membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan, meningkatkan kualitas hidup manusia dan masyarakat Indonesia, meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional, serta mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis.
Hal tersebut disampaikan Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Jarman, saat membacakan keynote speechMenteri ESDM dalam acara Rembug Nasional Kebutuhan Energi Listrik untuk Percepatan Pembangunan yang Berkelanjutan, Rabu (30/3). Acara ini diselenggarakan oleh Institut Lembang Sembilan di Hotel Aston Makassar, Sulawesi Selatan. Melalui acara ini, Institut Lembang Sembilan mengajak masyarakat untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan program 35.000 MW agar dapat berjalan sesuai dengan target.
Dalam rembug nasional tersebut Jarman optimistis program 35.000 MW dapat berjalan meski menghadapi berbagai rintangan. "Dengan selesainya program 35.000 MW kita harapkan konsumsi perkapita kita akan meningkat, kekurangan listrik dapat diatasi, mampu mengejar ketertinggalan rasio elektrifikasi dari negara-negara tetangga, serta tidak kalah penting target pertumbuhan ekonomi nasional dapat tercapai," jelas Jarman.
Dengan 5000 MW yang akan dibangun oleh PT PLN, Jarman berharap PLN dapat lebih fokus untuk menyelesaikan pembangunan sistrm transmisi tenaga listrik sehingga daya yang dibangkitkan dapat dievakuasi dengan baik. Dengan selesainya program 35.000 MW, maka total kapasitas pembangkit listrik nasional akan mencapai 100 GW. "PLN akan mengelola kapasitas sekitar dua kali lipat dari kapasitas sekarang, oleh karena itu dibutuhkan orang yang tepat dalam mengambil keputusan," jelas Jarman.
Kementerian ESDM menyambut baik diskusi publik yang mengangkat tema pengembangan insfrastruktur ketenagalistrikan. Program 35.000 membutuhkan koordinasi dan dukungan semua pihak baik dari instansi Kementerian/Lembaga, PLN, Pemda, stakeholder dan masyarakat. Jarman juga mengingatkan para pengembang listrik swasta untuk lebih serius dan berkomitmen, sebab 35.000 MW bukanlah sebuah mimpi kosong tetapi merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi.
Dalam rembug nasional tersebut, Sekretaris Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Agoes Triboesono memaparkan materi mengenai upaya pemenuhan kebutuhan tenaga listrik nasional. Selain menjelaskan kondisi kelistrikan nasional dan perencanaan ketenagalistrikan yang tertuang dalam draft Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN), Agoes juga memaparkan kendala dan solusi dari program 35.000 MW. (PSJ)
Sumber : http://www.djk.esdm.go.id/
0 Komentar
Penulisan markup di komentar